Kritik Kesarjanaan Tafsir Al-Quran dalam Optik Goldziher (1850-1921 M)

Kajian akademis modern tentang Islam dan budaya masyarakat timur, yang kemudian dikenal dengan orientalis, merupakan tradisi kajian yang tumbuh dari tradisi enlightenment (pencerahan) Eropa dan minat pada kebudayaan dan masyarakat Asia dan Afrika. Baca Selanjutnya…

4 Tanggapan

  1. oh ya mas…, apa mas goldziher tuh kan bukan ilmuwan yang beragam islam, ia prientalis.. kenapa sepertinya mas luqman begitu terkesan setuju pada pemikirannya…?

  2. kritik kesarjanaan tafsir al quran dalam optik goldziher (1850-1921) bayak sekali pertentangan -pertentangan di dalam penelitian goldziher,slaah satunya ialah tafsir bi ma’tsur,menurut goldzihe sesbenarnya tafsir ini tidk ada yang utuh,alasan goldziher ialah karena masih ada banyak varian tafsir yang di hasilkan oleh para sahabat,bahkan tidak sedikit pula di antara mereka saling bertentangan,menurt saya pribadi,,di antaara perbedaan-perbedaan tersebut sebaik nya di pandan sebagai hal yang wajar,perbedaan tidak di pandang dengan konklusi gradual.

  3. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bismillahirrahmaanirrahim. Membaca tulisan bapak dalam “Kritik Keserjanaan Tafsir Alquran Dalam Optik Goldziher (1850-1921 M) dan Al-Quran, Tafsir dan ta’wil dalam Optik Sayyid Abu Al-A’la Al Maududi, saya sangat berterima kasih sekali. Betapa tidak, karena dengan adanya tulisan bapak itu wawasan saya menjadi terbuka. Dengan banyaknya sarjana Barat yang melakukan kajian terhadap Al-Quran secara akademis, menunjukkan betapa AlQuran itu adalah merupakan kitab suci yang amat unik. Kita katakan unik, karena Al-Quran adalah merupakan kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW sebagai nabi akhir zaman untuk menjadi petunjuk bagi umat manusia. Kita ketahui bersama bahwa Al-Quran itu adalah satu-satunya kitab suci yang tetap eksis sampai sekarang bahkan sampai akhir zaman karena Allah SWT tetap dan memberikan jaminan akan tetap terjaga keasliannya. Kalau dibandingkan dengan kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya, kitab suci Al-Quran merupakan wahyu Allah SWT yang terbesar dn terlengkap cakupannya meliputi seluruh aspek kehidupan umat manusia, khususnya umat Islam. Ditinjau dari berbagai aspek, ketinggian gaya bahasa dan sastranya membuat kekaguman manusia terhadap Al-Quran. Ini menandakan bahwa Al-Quran itumerupakan wahyu dari Allah SWT. Semakin kita mengkajinya, amaka semakin menambah kekaguman dan keimanan orang yang mengkajinya. Kita tahu bersama bahwa ada orang yang meragukan keaslian Al-Quran,tetapi mereka tidak bisa menunjukkan ketidakaslian AlQuran itu. Tidaklah mengherankan, sarjana-sarjana Barat atau pra orientalis sangat berusaha sekali untuk mengkaji Al-Quran. Para orientalis itu mengkaji AlQuran dengan berbagai metode disiplin ilmu yang mereka kuasai bukanlah untuk mengimani kebenaran AlQuran tetapi untuk sekedar dijadikan bahan kajian keilmuan belaka sambil mencari-cari kelemahan dan kekurangan dalam AlQuran. Untuk itu, patutlah di garisbawahi bahwa usaha-usaha yang dilakukan oleh para orientalis itu bukanlah usaha pencerahan buat umat Islam,tetapi merupakan suatu usaha pembodohan dan penyelewengan dgn jalan mengaburkan maksud-maksud yang terkandung dlm AlQuran. Satu hal yang patut kita syukuri dengan byknya sarjana-sarjana yg mumpuni, yg menguasai ilmu-ilmu keislaman khususnya ilmu tentang ulumul Quran. Karena dgn byknya sarjana Islam yg menguasai ilmu-ilmu keislaman maka terhindarlah umat Islam dari pengaruh-pengaruh negatif yang memang sengaja ditiupkan oleh mereka-mereka yg memusuhi Islam. Al-Quran sbg petunjuk bagi umat manusia khususnya umat Islam adalah merupakan wahyu terbesar dn agung. Terbesar dan agung karena sampai saat ini masih tetap terjaga keasliannya bahkan sampai akhir zaman. Akhirnya sampailah kita pada kesimpulan bahwa keaslian dan keotentikan AlQuran itu menjadikan umat Islam semakin yakin akan kebenaran wahyu Allah SWT. Betapa dan bagaimanapun usaha-usaha para orientalis untuk mengkaji dn menyelewengkan maknanya, tetapi karena AlQuran tetap terpelihara selamanya. Sekian dan terima kasih. Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

  4. salam ye,apakah pendapat golziher tafsir dalam tasawuf mengenai jawahiral-quran imam al-ghazali?

Tinggalkan Balasan ke lela Batalkan balasan