Begitu teliti dan cermatnya Bukhari dalam menyeleksi autentisitas hadits hingga kemudian ia dijuli ” thabib al-hadits”. Kecerdasan dan kepeduliannya yang kuat pada ilmu ditunjukkan dengan pengklasifikasian bab tersendiri tentang ilmu dalam kitabnya. Meskipun demikian Shahih al-Bukhari, sebagaimana kitab-kitab kumpulan hadits lainnya, tidak memiliki muatan teoritis-konseptual tentang suatu teori secara matang dan gamblang, ia masih perlu bantuan dari disiplin ilmu lainnya. Dan hadits pada dasarnya tetap memerlukan interpretasi, jika ingin memahaminya Baca Selanjutnya…
Filed under: Tulisanku | Tagged: SahIh Al-Bukhari | 3 Comments »